Jumat, 29 Juni 2012

Galeri Foto Jenazah Para Kudus yang Tak Rusak


Bernadette Soubirous
St Bernadette Soubirous (1844-1879)
Katarina laboure
St Katarina Laboure (1806-1876)
Vinsentius de Paul
St Vinsentius de Paul (1580-1660)
Yohanes Maria Vianney
St Yohanes Maria Vianney (1786-1859)
Anna Maria Taigi
St Anna Maria Taigi (1769-1837)
Stefanus Bellesini
B. Stefanus Bellesini (1774-1840)
Paus Pius X
St Paus Pius X (1835-1914)
Paus Yohanes XXIII
B. Paus Yohanes XXIII
Margareta Castello
B Margareta Castello (1287-1320)
Imelda Lembertini
B Imelda Lambertini (1321-1333)
Veronica Guiliani
St Veronica Guiliani (1660-1727)
Ignatius laconi
S. Ignatius Laconi (1701-1781)
Klara Montefalco
St Klara Montefalco (1268-1308)
Venerabilis Maria dari Agreda
Venerabilis Maria dari Agreda (1602-1665)

FOTO SANTA DAN SANTO YANG TELAH WAFAT

Selama bertahun-tahun Gereja Katolik Roma telah menemukan mayat dari beberapa orang kudus.Ini adalah daftar orang-orang kudus sepenuhnya utuh paling terkenal.
67 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan Tahun
Saint Veronica Giuliani, Meninggal 1727Saint Veronica Giuliani (Veronica de Julianis) (1660-9 Juli 1727) adalah seorang mistik Italia. Ia dilahirkan di Mercatello di Kadipaten Urbino. Orangtuanya, Francesco Giuliana dan Benedetta Mancini. Dalam baptisan ia bernama Ursula. Menurut Ensiklopedia Katolik, ia menunjukkan tanda-tanda kesucian dari usia dini. Legenda-nya menyatakan bahwa pada umur delapan belas bulan, dia mengucapkan kata-kata pertamanya memarahi seorang pelayan yang sedang melayani dengan takaran minyak curang.,ia mengatakan jelas: “Apakah keadilan, Allah melihat Anda.”
77 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan Tahun
Saint Zita, Meninggal 1272
Saint Zita (c. 1212 – 27 April 1272) adalah santo pelindung para pelayan dan pembantu rumah tangga. Dia juga mengimbau agar dapat membantu menemukan kunci hilang. Zita sering berkata kepada orang lain bahwa pengabdian adalah salah jika malas. Dia menganggap pekerjaannya sebagai pekerjaan yang diberikan kepadanya oleh Allah, dan sebagai bagian dari penebusan dosa, dan mematuhi tuan dan nyonyanya dalam segala hal sebagai sesuatu yang ditempatkan di atasnya oleh Allah.

85 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan Tahun
Saint John Bosco, Meninggal 1888
Saint Don Bosco, lahir Melchiorre Giovanni Bosco, dan dikenal dalam bahasa Inggris sebagai John Bosco (16 Agustus 1815 – 31 Januari 1888), adalah seorang imam Katolik Italia, pendidik dan diakui pendidik, yang mempraktekkan dogma agamanya, mempekerjakan metode pengajaran yang didasarkan pada cinta daripada hukuman. Ia meletakkan karya-karyanya di bawah perlindungan Fransiskus de Sales; sehingga pengikutnya Salesian Society, mempunyai gaya sendiri. Dia adalah satu-satunya Saint dengan judul “Bapa dan Guru Pemuda”
95 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunPaus Piux IX, Meninggal 1878Paus Pius IX (13 Mei 1792 – 7 Pebruari 1878), lahir Giovanni Maria Mastai-Ferretti, memerintah sebagai Paus dari Gereja Katolik Roma dari ia terpilih pada 16 Juni 1846, sampai kematiannya lebih dari 31 tahun kemudian pada tahun 1878. Paus Pius IX terpilih sebagai kandidat dari sayap liberal dan moderat di College of Cardinals, mengikuti kepausan lengkungan-konservatif Pope Gregory XVI. Awalnya simpati pada reformasi demokrasi dan modernisasi di Italia dan di dalam Gereja, Paus Pius menjadi semakin konservatif setelah ia dijatuhkan sebagai penguasa sementara Negara-negara Kepausan dalam peristiwa-peristiwa yang mengikuti Revolusi 1848

105 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunPaus John XXIII, Meninggal 1963

Paus John XXIII (Latin: Ioannes PP. XXIII; Italia: Giovanni XXIII), lahir Angelo Giuseppe Roncalli (25 November 1881 – 3 Juni 1963), terpilih sebagai Paus 261 Gereja Katolik dan berdaulat dari Vatican City pada bulan Oktober 28, 1958. Dia memanggil Konsili Vatikan II (1962-1965) tetapi tidak hidup untuk melihat itu sampai selesai, meninggal pada 3 Juni 1963, dua bulan setelah penyelesaian akhir nya ensiklik Pacem in Terris. Dia dibeatifikasi pada 3 September 2000, bersama dengan Paus Pius IX, Paus pertama sejak Paus St Pius X untuk menerima kehormatan ini. 115 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunSaint Bernadette of Lourdes, Meninggal 1879
St Bernadette Bernadette Soubirous lahir di Lourdes, Perancis. Dari Februari-Juli 1858, dia melaporkan delapan belas penampakan “seorang Lady.” Meskipun awalnya skeptis dari Gereja Katolik Roma, klaim ini akhirnya dinyatakan layak keyakinan setelah penyelidikan kanonik. Setelah kematiannya, tubuh Bernadette tetap utuh, dan tempat suci di Lourdes kemudian menjadi situs utama untuk berziarah, menarik jutaan umat Katolik setiap tahun.
27 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunSaint John Vianney, Meninggal 1859
St Jean Baptiste Marie Vianney (8 Mei 1786 – 4 Agustus 1859) adalah seorang pastor paroki Perancis yang menjadi Katolik santo dan santo pelindung para imam paroki. Ia sering disebut, bahkan dalam bahasa Inggris, sebagai “Ars d’Cure” (imam paroki desa Ars). Dia menjadi terkenal secara internasional karena imam dan karya pastoral di parokinya karena radikal transformasi spiritual masyarakat dan lingkungannya.

37 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunSaint Teresa Margaret, Meninggal 1770
Dia meninggal pada 7 Maret 1770 pada usia 22, dan umur pendek ini, dia menghabiskan lima tahun di biara Karmelit di Florence. Dia tidak tampil brilian, menarik perhatian perbuatan, reputasinya juga tidak mencapai dunia yang lebih luas. Dia menghabiskan hidupnya hidup tenang dan dengan kebajikan.
47 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan TahunSaint Vincent de Paul, Meninggal 1660
57 10 Mayat Paling Utuh Selama Ratusan Tahun
Saint Silvan Died circa 350
di sini sedikit diketahui tentang Saint Silvan kecuali bahwa ia martir (dibunuh karena imannya). Mengingat tubuhnya lebih dari 1.600 tahun, itu sangat terpelihara.

Jalan panjang untuk menerima gelar santa/santo


Secara umum, mereka yang diberi gelar Santo/ a adalah mereka yang hidupnya ditandai oleh pelaksanaan kebajikan yang mencapai titik heroik, dan kekudusan mereka ini harus dapat dibuktikanoleh argumen-argumen dan disertai juga oleh mukjizat-mukjizat dari Tuhan yang diperoleh melalui perantaraan doa orang kudus itu, untuk membuktikan bahwa ia adalah benar sahabat Allah. Maka proses kanonisasi dan beatifikasi bukan proses ‘pembuatan’ seseorang menjadi Santo/ santa, namun hanya merupakan deklarasi bahwa orang itu adalah orang yang hidup kudus bahkan sejak sebelum proses kanonisasi dimulai.
Proses penentuan pernyataan seseorang menjadi Santo/ Santa dalam Gereja Katolik memakan waktu yang panjang dan memerlukan bukti yang kuat berupa mukjizat-mukjizat yang harus ada, bahkan setelah orang tersebut sudah meninggal, untuk membuktikan bahwa Allah berkenan kepada perantaraan doa orang tersebut. Prosesnya, silakan lihat di link ini (silakan klik) dan di sini (silakan klik):
Maka dari sini terlihat, sebenarnya bukan uskup atau Paus yang menentukan seseorang menjadi kudus, apalagi ‘membuat’ seseorang menjadi Santo/ Santa. Paus hanya menyatakan seseorang menjadi Santa/ Santo setelah melalui proses penyelidikan panjang. Prosesnya itu sendiri melibatkan banyak orang, dan harus dibuktikan dengan mukjizat (minimal 2), dan mukjizatnyapun harus diperiksa secara objektif oleh dokter yang ahli. Proses kanonisasi bukan sesuatu yang mudah, umumnya memakan waktu bertahun-tahun. Namun justru dalam proses itulah terlihat apakah sungguh Tuhan berkenan menyatakan seseorang tersebut sebagai orang kudus-Nya, melalui mukjizat-mukjizat yang disyaratkan terjadi pada saat orang itu telah bertahun-tahun meninggal dunia, yaitu melalui permohonan doa syafaat orang kudus tersebut. Secara garis besar, prosesnya adalah sebagai berikut:
“Servant of God”: Proses yang dimulai di level keuskupan. Uskup (atau ordinaris) bukan menentukan, tetapi membuka kesempatan penyelidikan ‘calon’ para kudus itu, yaitu  dalam hal kebajikannya, sebagai respons dari permohonan kaum beriman. Penyelidikan umumnya dilakukan setelah lima tahun orang tersebut meninggal dunia, walaupun untuk kasus tertentu, Paus dapat mempercepat proses ini, seperti dalam kasus Ibu Teresa dan Paus Yohanes Paulus II. Setelah informasi lengkap, uskup mempresentasikannya kepada Roman Curia, lalu kemudian ditunjuk seorang postulator (umumnya dari kongregasi- jika itu dari kalangan religius) untuk sungguh-sungguh menyelidiki informasi selanjutnya tentang kehidupan sang “Servant of God” ini.
“Declaration ‘Non Cultus’, Pada suatu saat dapat diizinkan untuk memeriksa jenazah sang “Servant of God”, dan pernyataan bahwa tidak adanya tahayul/ pemujaan yang ditujukan pada sang pelayan Tuhan ini.
“Venerable/Heroic in Virtue”, Setelah segala informasi yang diperlukan terkumpul, Bapa Paus mengumumkan teladan kebajikan dari pelayan Tuhan ini (yaitu yang berhubungan kebajikan ilahi dengan iman, pengharapan dan kasih, dan juga kebajikan pokok, yaitu, kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri, hingga sampai pada tingkat yang heroik.
Pada saat ini dapat dicetak kartu doa yang dibagikan pada umat, sehingga umat dapat memohon doa perantaraan mereka, mohon agar mukjizat dapat diperoleh dari perantaraan doa mereka, sebagai tanda persetujuan Tuhan, untuk menyatakan pelayan Tuhan tersebut sebagai orang kudus.
“Blessed” Beatifikasi adalah pernyataan dari Gereja yang menyatakan bahwa kita dapat percaya bahwa sang pelayan Tuhan tersebut berada di surga. Tahap berikutnya tergantung dari apakah ia seorang martir, atau bukan (konfesor). Jika martir, tidak diperlukan mukjizat lebih lanjut, namun jika non-martir, maka diperlukan sebuah mukjizat melalui doa yang ditujukan dengan perantaraan sang Venerable ini, untuk membuktikan bahwa ia benar-benar telah berada di surga, danTuhan menjawab doa syafaatnya dengan memberikan mukjizat. Sekarang ini yang dapat dianggap mukjizat yang termudah adalah yang melibatkan: 1) pasien yang sakit, 2) yang tidak diketahui bagaimana cara penyembuhannya, 3) doa ditujukan agar Venerable mendoakan kesembuhan pasien, 4) pasien tersebut disembuhkan, 5) Kesembuhannya spontan, instan/ pada saat itu, menyeluruh, dan “lasting”/ tidak berubah, 6) dokter tidak dapat menjelaskan penjelasan normal.
“Saint”, Untuk menjadi Santo/ Santa diperlukan lagi satu mukjizat. Kanonisasi adalah pernyataan dari Gereja, bahwa sang Santa/ Santo tersebut telah berada di surga, dan memandang Allah dalam Beatific Vision. Pesta nama Santa/ Santo tersebut ditentukan, dan boleh dirayakan.
Para orang kudus (Santo, Santa) adalah orang-orang yang semasa hidupnya meneladani Kristus sampai ke titik yang heroik, demikian pula martir, yang bahkan mencontoh Kristus sampai kepada menyerahkan hidupnya demi iman mereka kepada Kristus. Oleh karena itulah, maka gelar Santa- Santo dan martir itu dapat dikatakan diperoleh karena hubungan mereka yang dengan Kristus, dan yang telah menerima kepenuhan misteri Paska Kristus, yaitu wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga.
Para nabi pada Perjanjian Lama memang dapat juga disebut sebagai orang kudus, namun memang secara obyektif dapat diakui bahwa karena mereka hidup sebelum Kristus, maka mereka tidak mengalami kepenuhan misteri Paska Kristus. Dan karena maksudnya para kudus itu adalah untuk menjadi teladan bagi kita dalam hal kekudusan setelah kita dibaptis, maka banyak orang Katolik mengambil nama Baptis dari para orang kudus itu, yang kekudusannya telah diakui sebagai buah dari hidup mereka di dalam Kristus, setelah mereka [para kudus itu] dibaptis di dalam Kristus. Dengan memilih nama seorang  Santo/a sebagai nama Baptis/ Pelindung, maka artinya kita memohon agar Santo/ Santa itu berdoa bagi kita agar kitapun dapat bertumbuh di dalam kekudusan, dan dilindungi dari pengaruh kejahatan.

2. Santa/santo adalah sahabat Allah

Maka Santa/ Santo Pelindung itu bukan untuk menyaingi Allah sebagai Pelindung (Yes 1:24; Mzm 31:2; 62:7) dan Perisai kita (Mzm 3:3). Allah tetaplah sebagai Pelindung kita, namun Ia melibatkan para orang kudus-Nya untuk melindungi kita dengan doa-doa mereka. Maka peran mereka melindungi kita hanya dimungkinkan oleh Allah. Prinsip persekutuan orang kudus inilah yang membedakan pengertian Pengantaraan, antara pemahaman Protestan dengan Katolik. Bagi umat Protestan, Yesus adalah satu-satunya Pengantara, dan pengantaraan-Nya ini bersifat eksklusif. Sedang bagi Gereja Katolik, Pengantaraan Kristus yang satu-satunya (lih. 1 Tim 2:5) ini bersifat inklusif, yaitu melibatkan juga orang-orang kudus-Nya, sebab semua orang kudus itu adalah kawan sekerja Allah (1 Kor 3:9). Bahwa seorang yang kudus, dapat mendoakan sesamanya (berdoa syafaat) bagi sesamanya (lih. 1 Tim 2:1), dan Tuhan dapat mengabulkan doa ini yang dipanjatkan atas Pengantaraan Yesus. Maka, pengantaraan orang kudus ini hanya mungkin karena Pengantaraan Kristus, dan bergantung dari Pengantaraan-Nya. Jadi pengantaraan ataupun perlindungan orang kudus ini harus selalu dilihat sebagai kesatuan dengan perlindungan Kristus: selalu mendukung dan selalu bersama dengan Pengantaraan dan Perlindungan dari Tuhan Yesus. Oleh karena di surga yang ada adalah persekutuan para orang kudus dengan Kristus sebagai Kepala, maka Gereja Katolik percaya bahwa Pengantaraan Kristus melibatkan pengantaraan para kudus sebagai anggota-anggotaNya, dan bahwa pengantara anggota-anggota-Nya dapat diberikan karena kesatuan mereka yang sempurna dengan Kristus.
Kalau ada yang bertanya, kalau mereka-pun tergantung pada Pengantaraan Yesus, mengapa kita berdoa mohon perantaraan mereka? Jawabnya, memang kita tidak harus berdoa memohon pengantaraan mereka, namun jika kita melakukannya, itu berguna bagi kita sendiri, karena itu melatih kita untuk bertumbuh dalam kerendahan hati. Karena kita melihat kepada para orang kudus itu sebagai teladan, agar kita terpacu untuk hidup seperti mereka. Ini seperti layaknya adik kelas yang belajar dari kakak kelas/ atau mereka yang sudah lebih dahulu lulus. Kita bisa belajar langsung dari dosen/ profesor kita, tetapi bisa juga disamping belajar dari dosen, kita belajar dari kakak kelas. Tidak ada keharusan kita belajar dari kakak kelas, namun tentu baik bagi yang mau melakukannya, karena akan sangat banyak manfaatnya.

Kilau Sebuah Cincin


Nilai / harga sesuatu barang tidak selalu kelihatan dari penampilannya



Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayu r, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas.
Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini.
Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini.
Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi da ripada yang ditawar ole h para pedagang di pasar."

Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda.
Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".

" Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses.
Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "

Paus - Santo Subito


Bagi mereka yg menyaksikan upacara pemakamannya Bapa Paus Yohannes Paulus II di TV, mereka bisa melihat ketika para pelayat di Vatikan mereriakkan ber-kali2 secara bersama: "Santo, subito" yg berarti "Santo segera" sebab banyak sekali umat Katolik diseluruh dunia ini mendukung bahkan mengharapkan agar Bapa Paus Yohannes Paulus II, segera diangkat menjadi Santo. Sebenarnya sudah merupakan satu keajaiban tersendiri dimana empat juta orang bersedia untuk pergi datang melayat hanya untuk pemakaman seorang manusia, belum lagi ratusan juta orang di seluruh bumi ini yg turut menyaksikan pemakamannya melalui TV.

Ini bukan karena ketenarannya Bapa Paus Yohannes Paulus II saja, melainkan telah berbuktikan juga, bahwa selama Bapa Paus Yohannes Paulus II memegang jabatan sebagai Paus, Bapa Paus Yohannes Paulus II telah melakukan berbagai macam mukjizat. Antara lain berdasarkan berita dari koran harian "La Repubblica", seorang wanita yg sejak lahir buta, setelah ia mencium tangan kanannya Paus, mendadak dapat melihat dgn seketika itu juga.
Begitu juga seorang yg sejak lahir lumpuh sehingga kemanapun ia pergi harus menggunakan kursi roda, ternyata setelah bertemu dgn Bapa Paus Yohannes Paulus II menjadi sembuh dan bisa berjalan seperti layaknya seorang sehat. Begitu juga dgn seorang pemuda yg berasal dari Afrika, dimana ia disembuhkan dari penyakit kanker, sehingga dgn mana penyakit tumornya hilang dgn seketika, ini terjadi setelah ia bedoa dgn rosario pemberian dari Bapa Paus Yohannes Paulus II.
Penyembuhan mukjizat ini bukan terjadi pada orang awam saja, bahkan 5 th yg lampau Kardinal Francesco Marchisano telah disembukan melalui doa yg dilakukan oleh Bapa Paus Yohannes Paulus II.
Harian La Stampa menyatakan Vatikan sudah menerima sejumlah catatan soal keajaiban yang muncul yang terkait dengan Paus Yohanes Paulus II. Antara lain pekan lalu seorang remaja Meksiko juga dikabarkan sembuh dari leukemia, demikian pula seorang suster di Kolombia juga sembuh dari penyakit, yang dikatakan semuanya terkait dengan Paus Yohanes Paulus II.
Namun, Gereja Katolik sangat konservatif dan tak mudah menjadikan seseorang umatnya menjadi santo. Semua laporan menyangkut keajaiban membutuhkan waktu untuk diverifikasi. Untuk menjadi beato/beata (orang yang berbahagia) dan santo, seorang umat Katolik harus mampu memberikan keajaiban dari surga, berdasarkan iman Katolik. Itu adalah sebuah syarat utama dan sangat mendasar di Gereja Katolik. Juru bicara Vatikan Joaquin Navarro-Valls mengatakan, pemberian gelar santo terletak di tangan Paus selanjutnya. Juga dikatakan, harus ada bukti-bukti kuat soal keajaiban itu, serta setidaknya dibutuhkan dua mukjizat.
Kata Santa dan Santo berasal dari bahasa Latin "sanctus", yang artinya "suci, kudus". Dalam bahasa Inggris, kata "sanctus" diterjemahkan menjadi "saint". Kamus American Heritage mempunyai beberapa definisi kata "saint". Salah satu diantaranya mendefinisikan kata "saint" sebagai "seorang yang amat kudus" Kudus berarti "berbudi luhur". Belas kasihan serta iman adalah contoh budi yang luhur. Jadi, seorang santa/santo adalah seorang yang sangat baik, penuh belas kasihan dan iman. Seorang santa/santo sejati adalah seorang yang mempunyai kebiasaan berbuat baik bagi sesama. Kamus tersebut juga mengatakan bahwa definisi kata "saint" berarti "seseorang yang telah berada di surga." Kedua definisi di atas adalah bagian dari definisi kata "saint" oleh Gereja Katolik. Seorang santa/santo bagi kita adalah seorang yang amat kudus yang telah berada di surga.
Bagaimana gereja mengangkat seorang Santa/Santo? Gereja mengakui orang-orang tertentu sebagai Santa dan Santo melalui suatu cara yang khusus, yaitu melalui suatu proses yang disebut "Kanonisasi". Kanon (Latin = Hukum atau Daftar) adalah sesuatu atau seseorang yang dijadikan contoh tetap bagi yang lain.
Kanonisasi adalah proses Gereja meresmikan seseorang yang telah meninggal diangkat menjadi seorang Santa/Santo. Jika seseorang dikanonisasi oleh Gereja artinya ia dijadikan contoh atau teladan bagi umat yang lain. Seorang Santa/Santo adalah seorang Pahlawan Gereja. Kanonisasi bersifat mutlak dan tidak dapat dibatalkan. Namun demikian, proses kanonisasi memerlukan waktu yang amat lama dan usaha keras.
Kanonisasi baru dimulai pada abad kesepuluh. Selama beratus-ratus tahun sebelumnya, mulai dari martir pertama Gereja Perdana, santa dan santo dipilih berdasarkan pendapat banyak orang. Meskipun cara demikian lebih demokrasi, namun beberapa kisah hidup santa/santo telah dikacaukan dengan cerita legenda, sebagian lain bahkan tidak pernah ada. Oleh karena itu Uskup dan pada akhirnya Vatikan mengambil alih wewenang untuk mengangkat santa dan santo.
Pada tahun 1983 Paus Yohanes Paulus II melakukan perubahan besar dalam proses kanonisasi. Proses kanonisasi dimulai setelah kematian seorang Katolik yang dianggap banyak orang sebagai kudus. Seringkali proses kanonisasi baru dimulai bertahun-tahun setelah kematian seorang kudus untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai calon santa/santo tersebut. Uskup setempat mengadakan penyelidikan tentang kehidupan calon santa/santo, tulisan-tulisan mengenai teladan kepahlawanannya (atau kemartirannya) serta kebenaran ajarannya. Kemudian sejumlah teolog di Vatican menilai calon santa/santo tersebut. Setelah persetujuan para teolog dan para Kardinal dari Konggregasi Masalah Santa/Santo, Paus mengumumkan calon santa/santo tersebut sebagai "Venerabilis" (Yang Pantas Dihormati).
Langkah selanjutnya adalah "Beatifikasi". Beatifikasi memerlukan bukti berupa mukjizat (kecuali dalam kasus martir). Sebab mukjizat dianggap sebagai bukti bahwa orang yang dianggap kudus itu telah berada di surga dan dapat mendoakan kita. Mukjizat itu harus terjadi sesudah kematian calon santa/santo dan merupakan jawaban atas permohonan khusus yang disampaikan kepada calon santa/santo tersebut. Jika Paus telah menyatakan bahwa calon santa/santo tersebut telah dibeatifikasi menjadi BEATA/ BEATO (Latin artinya Yang Berbahagia), maka orang kudus tersebut boleh dihormati oleh daerah atau kelompok umat tertentu yang berkepentingan.
Hanya jika dapat dibuktikan adanya satu mukjizat lagi, maka Paus akan melakukan kanonisasi calon santa/santo (termasuk martir juga). Gelar SANTA atau SANTO menunjukkan kepada kita bahwa orang yang menyandang gelar tersebut adalah orang yang hidup kudus, telah berada di surga, dan pantas dihormati oleh seluruh Gereja Katolik. Kanonisasi tidak "membuat" seseorang menjadi santa/santo, tetapi merupakan pengakuan kita akan karya besar yang telah dilakukan Tuhan.

JERUSALEM



JERUSALEM………Kota Suci.
Selama ribuan tahun manusia datang ke sini untuk bertemu denganTuhan...Jerusalem dipercaya sebagai pintu gerbang menuju surga. Belum pernah tercatat dalam sejarah satu kota suci pun yang lebih lama dihormati secara terus menerus seperti Jerusalem. Jerusalem disaktikan sebagai tempat  berdirinya Bait Allah dan tempat-tempat suci umat Kristen. Jerusalem juga merupakan kota suci umat Islam yang ketiga setelah Mekkah dan Medina. Dalam abad pertengahan, nama Jerusalem tercantum dalam peta sebagai kota yang paling terkenal di dunia…...Tak ada satu kota pun yang mendapatkan perhatian dari dunia sedemikian besarnya. Seperti tercantum dalam nyanyian ziarah Daud : Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku : “Mari kita pergi ke rumah Tuhan” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Jerusalem. Hai Jerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur kepada nama Tuhan (Mazmur 122 : 1-4). by ALdo


1.
Kota Suci

“Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku; biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!”- beginilah doa pemazmur sekian abad yang lalu (Mzm 137:5-6 TB). Memang dapat dipahami bahwa Yerusalem terukir dalam hati setiap orang Yahudi secara istimewa. Sebab konon di Bukit Moria, di kota inilah, Abraham mengorbankan Ishak, anaknya. Sebab kota inilah ditetapkan oleh Raja Daud sebagai ibukota negaranya. Sebab di kota inilah Raja Salomo membangun Bait Suci, kediaman Allah. Kota Yerusalem amat bernilai pula bagi umat Kristen. Sebab disinilah Yesus pernah mengajar, disengsarakan, wafat di salib dan bangkit, sambil menggenapkan karya penebussan dunia. Untuk umat Islam, Jerusalem adalah tempat naiknya (miraj) Nabi Muhammad ke surga. Inilah kota tersuci ketiga bagi umat Islam sesudah Mekkah dan Medinah. Selain itu Jerusalem menjadi tempat inspirasi bagi banyak nabi, seniman, penyair dan ilmuwan. Kini Jerusalem menjadi pusat budaya, tempat banyak museum, galeri seni, teater dan universitas. Jerusalem masa kini adalah kota yang amat moderen. Namanya yang indah searti dengan Kota Damai.


2.

Sejarah Singkat Jerusalem

Demi orientasi pembaca, di bawah ini disajikan sejumlah data historis sehubungan dengan kota Yerusalem. Para penduduk pertama kota ini (dulu namanya Ur-salem), yaitu kaum Yebus, tinggal di bukit di sebelah selatan Bait Suci; tempat itu bernama Ofel. Pada tahun 1000 SM, kota mereka ditaklukkan oleh Raja Daud. Di Bukit Muria yang dibelinya dari kaum Yebus, Daud mendirikan sebuah mezbah bagi Allah, lalu memindahkan Tabut Perjanjian ke sana. Salomo, anak Daud, juga memilih Bukit Moria sebagai tempat Bait Suci I yang didirikannya pada tahun 950 SM. Sesudah mangkatnya Salomo, kerajaan kesatuan yang berhasil didirikan oleh Daud, pecah menjadi Kerajaan Israel (di sebelah utara) dan Kerajaan Yehuda (di sebelah selatan). Pada tahun 722 SM, Kerajaan Israel yang di utara itu segera ditaklukkan oleh Asyur dan dijadikan salah satu propinsinya. Kerajaan Yehuda bertahan sampai tahun 587, ketika Nebukadnezar, raja Babel, merebut Yerusalem, merampas kota itu, menghancurkan Bait Suci serta membawa ribuan orang Yahudi ke pembuangan. Pembuangan itu berlangsung selama 50 tahun saja. Koresy, raja Persia, yang mengalahkan Babel pada tahun 538 mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke negerinya untuk membangun kembali Bait Suci serta tembok-tembok Yerusalem. Para buangan itu dipimpin oleh Zerubabel, Nehemia dan Ezra. Mereka berhasil membangun kembali Baitu Suci pada tahun 515, sedangkan tembok kota Yerusalem – pada tahun 446 SM. Para penguasa Persia yang menjajah mereka pada waktu itu ternyata cukup toleran. Tetapi situasi ini berubah setelah bangsa Yahudi mulai dijajah oleh bangsa Yunani akibat kemenangan-kemenangan cemerlang Aleksander Agung dan tentaranya (tahun 333 SM). Sayangnya, beberapa penguasa Yunani itu memaksakan budayanya dan berusaha sekuat tenaga supaya agama Yahudi hilang dari permukaan bumi. Pemberontakan melawan mereka timbul setelah Raja Antiokhus Epifanes IV menyatakan diriinya dewa dan menyuruh orang-orang Yahudi menyembahnya. Pemberontakan yang dikenal sebagai Revolusi Para Makabe itu menghasilkan semacam independensi bangsa Yahudi. Para penguasa Yunani diusir dari Yerusalem pada tahun 164 SM, sedangkan kuasa mereka beralih ke tangan tokoh-tokoh Yahudi dari dinasti Hasmonides. Tetapi kemerdekaan bangsa Yahudi berakhir setelah Jenderal Pompeius mengepung dan menaklukkan Yerusalem pada tahun 63 SM. Raja Herodes Agung I yang pandai menjilat penguasa baru dari Roma itu, diangkat menjadi raja Yahudi pada tahun 37SM. Pada akhir pemerintahannya lahirlah Yesus. Walaupun dibenci oleh rakyatnya, Herodes sangat berjasa sebagai bapak pembangunan. Salah satu karyanya yang megah ialah perluasan Bait Suci. Pada tahun 70, akibat berbagai pemberontakan Yahudi, tentara Roma menghancurkan Yerusalem, termasuk Bait Suci. Pemberontakan selanjutnya dipimpin pada tahun 132-135 oleh Bar-Kokhba yang gagah berani. Namun akibat pemberontakan itu Kaisar Hadrianus membumiratakan Yerusalem dan melarang orang-orang Yahudi tinggal di kota itu untuk selama-lamanya. Di atas reruntuhan kota Yerusalem didirikan kota baru yang sepenuhnya kafir dan diberi nama Aelia Capitolina. Sejak itu Tanah Suci diberi nama Palestina (dari kata Filistin yang sulit dilafalkan oleh orang Roma). Pada awal abad IV Kaisar Konstantinus menjadi Kristen. Sejak itu Tanah Suci, khususnya Yerusalem mulai diperhatikan secara khusus. Mula-mula oleh Helena, ibunda sang Kaisar. Ia mengunjungi Tanah Suci pada tahun 326 dan mendukung pembangunan Basilika Makam Suci dan Basilika Bukit Zaitun. Pada tahun 614, Palestina, yang sejak abad IV berada di bawah kuasa Bizantium, diserang oleh tentara Persia di bawah pimpinan Khosroes II. Tentara itu menghancurkan hampir semua tempat suci Kristen dan membunuh banyak orang Kristen. Keadaan Yerusalem pulih kembali setelah Bizantium, pada tahun 629, merebut kembali Tanah Suci dari tangan Persia. Namun begitu mulai dibangun kembali, Tanah Suci diserang lagi, kali ini oleh Kalif Omar yang berhasil memasuki Yerusalem pada tahun 637. Para penduduk kota Yerusalem menyerah sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati sebelumnya. Omar adalah penguasa yang toleran dan para penggantinya berusaha mempertahankan sikap itu, sehingga Tanah Suci mulai lagi diziarahi umat Kristen dari berbagai penjuru dunia. Tempat-tempat Suci yang hancur atau rusak, dibangun kembali. Tetapi Tanah Suci semakin banyak dihuni orang-orang Arab beragama Islam yang lama kelamaan semakin memusuhi umat Kristen. Pada waktu pemerintahan Abdul Al Malik (685-705), di Yerusalem didirikan Masjid Qubbet As-Sakhra (=Kubah Cadas) dan Masjid Al-Aksa. Pada waktu pemerintahan Al-Hakim (996-1021), umat Kristen di Yerusalem mulai dianiaya. Basilika Makam Suci dihancurkan. Aniaya yang amat mengerikan terhadap umat Kristen berakhir baru pada tahun 1021 bersamaan dengan meninggalnya Al-Hakim. Pada tahun 1070, Yerusalem dikuasai oleh dinasti Seljuk dari Turki. Pemberontakan para penduduk Yerusalem terhadap penguasa Turki berakhir dengan pembantaian. Pada tahun 1099 datanglah tentara Perang Salib dari Eropa untuk membebaskan tempat-tempat suci Kristen dari tangan Islam. Mereka merebut Yerusalem, membunuh para penduduk beragama non-Kristen, mengubah semua Masjid menjadi gereja, dan langsung mulai membangun kembali Basilika Makam Suci. Sejak itu Yerusalem menjadi kota bebagai gereja dan biara hingga tahun 1187, ketika Saladin, panglima tentara Islam, merebut Yerusalem lagi. Ia langsung memerintahkan diadakannya renovasi Masjid Al-Aksa dan membersihkan kota Yerusalem dari unsur-unsur Kristen. Dalam tahun 1229-1244 Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yerusalem. Sejak tahun 1250 Yerusalem dikuasai oleh dinasti Mameluk (Arab). Mulai dari tahun 1516, Yerusalem berada di bawah kuasa dinasti Ottoman yang beragama Islam. Wangsa itu sesungguhnya meliputi suku-suku Turki nomadik, dan pendirinya ialah Osman. Dalam tahap awalnya, dinasti ini mendukung pembangunan Yerusalem, tetapi di kemudian hari para penguasanya sama sekali tidak peduli akan Palestina. Keadaan Yerusalem semakin memprihatinkan. Pada pertengahan abad XIX jumlah penduduknya mencapai 11 ribu orang saja. Tetapi pada abad itu juga pengaruh Kristen di Yerusalem semakin terasa. Sejak tahun 1881 cukup banyak perantau Yahudi mulai kembali ke Tanah Suci. Sehabis Perang Dunia II, Yerusalem menjadi ibukota Protektorat Palestina di bawah kuasa Inggris. Pada tahun 1947, PBB memerintahkan Yerusalem dijadikan zona Internasional, tetapi keputusan itu tidak pernah diwujudkan. Pada tahun 1948-1949, selama perang Israel-Arab, Yerusalem hancur, dan sesudahnya dijadikan dua bagian : Israel dan Yordania. Yordania mendapat Kota Lama dan hampir semua tempat suci, termasuk Qubbet As-Sakhra, Masjid Al Aksa serta Basilika Makam Suci. Di tengah kota Yerusalem didirikan tembok pemisah yang memisahkan para penduduk kota itu selama 19 tahun. Pada tanggal 5 Juni 1967, sesudah artileri Yordania menembaki bagian Yerusalem yang dihuni oleh orang-orang Yahudi, pecahlah perang baru. Dalam 48 jam orang-orang Yahudi mencaplok Kota Lama Yerusalem, menghancurkan tembok pemisah, lalu mulai membangun semua obyek yang sempat dihancurkan oleh Yordania di wilayah Kota Lama. Sejak itu orang-orang Yahudi boleh kembali ke Tembok Ratapan sesudah 2 ribu tahun menanti-nanti saatnya untuk dapat meraba dan menciumnya dengan hormat. Selama 2 ribu tahun itulah orang-orang Yahudi biasa berkata-kata : “Tahun depan di Yerusalem !” , dan harapan untuk kembali ke Sion akhirnya menjadi kenyataan. 


3.

Gerbang-gerbang Kota Jerusalem

Yerusalem sekarang dihuni oleh kurang lebih 500 ribu orang dan terbagi atas Kota Lama dan Kota Baru. Di Kota Lama terdapat delapan pintu gerbang megah. Yang terbesar dan yang dianggap terindah ialah Gerbang Damaskus, di sebelah utara Kota Lama, karya Sulaiman pada tahun 1542. Ia mendirikannya di atas fundamen gerbang terdahulu, dari zaman Roma. Inilah gerbang yang paling ramai dilewati pada masa kini. Gerbang Baru, di sebelah utara, dibuka pada tahun 1887 sebagai sarana penghubung antara bagian Kristen dan lembaga-lembaga Katholik di luar tembok kota. Gerbang Jaffa membuka jalan ke arah pelabuhan Jaffa. Gerbang Sion, di sebelah selatan, menghubungkan bagian Armenia dengan Gunung Sion, di mana terletak Ruangan Perjamuan Terakhir. Gerbang Sampah terletak dekat Tembok Ratapan. Di bawahnya mengalir air buangan menuju Lembah Kidron. Gerbang Emas mengarah ke halaman Bait Suci dari sebelah timur; nama lainnya : Gerbang Belaskasih. Menurut tradisi yang dikenal sejak abad VII, Yesus bersama para rasulnya memasuki Yerusalem dengan meriah melalui gerbang ini. Peristiwa tersebut diperingatkan kini sebagai Minggu Palem. Di dekat gerbang ini (yang dahulunya bernama Pintu Indah) Rasul Petrus menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir (Kis 3). Gerbang Emas ditutup sejak masa pemerintahan Saladin (abad XII). Menurut tradisi Yahudi, Mesias kelak akan memasuki Yerusalem lewat gerbang ini. Hal ini didasarkan pada nubuat yang tercatat dalam kitab Yeremia. Bunyinya begini : “Kemudian laki-laki itu menuntun aku ke gerbang luar di sebelah timur lingkungan Rumah Tuhan. Gerbang itu tertutup. Tuhan berkata kepadaku, Gerbang ini harus tetap tertutup dan tak boleh dibuka. Tak seorang pun boleh memasukinya, sebab Aku, Tuhan Allah Israel, telah masuk ke RumahKu melalui gerbang ini. Jadi gerbang ini harus tetap tertutup. (Yer 44:1-3). Gerbang Singa ada di sebelah timur Kota Lama. Namanya mengacu kepada ukiran singa pada temboknya. Tetapi gerbang ini bernama lain pula, yaitu Gerbang St. Stefanus yang dibunuh di dekatnya. Gerbang terakhir, di sebelah utara, bernama Gerbang Herodes, karena secara salah dikaitkan dengan Istana Herodes Agung; namanya yang lain : Gerbang Bunga. Gerbang ini pernah ditutup sampai tahun 1875.

Yohanes Paulus II dan Opus Dei


Wawancara dengan Prelat Opus Dei ini diterbitkan dalam Majalah Italia "Studi Cattolici" pada bulan April yang lalu, ketika perayaan beatifikasi Yohanes Paulus II sudah mendekat .

03/Desember/2011
Michele Dolz

  Apakah kenangan Anda yang paling mengesankan tentang Paus Yohanes Paulus II?

Yohanes Paulus II menekankan bahwa setiap orang, pria atau wanita, akan mencapai kesempurnaan penuh dalam penyerahan diri, dalam pengabdian diri mereka kepada Tuhan dan sesama. Dan beliau sendiri telah mengabdikan hidupnya demi Tuhan dan Gereja dengan kemurahan hati yang konstan dan penuh pengurbanan. Perbedaan antara Bapa Paus yang  kuat fisiknya pada saat mengambil kemudi Gereja pada tahun 1978, dan Yohanes Paulus II yang membungkuk di bawah beban keletihan dan penyakit pada tahun-tahun terakhir hidupnya itu bukan saja tanda dari berjalannya waktu, tetapi juga ukuran dari persembahan dirinya.

Saya pernah menemani Uskup Alvaro del Portillo ke apartemen kepausan pada suatu petang  hari. Ketika sedang menunggu kedatangan Bapa Paus, kami mendengar langkah-langkah kaki orang yang berjalandi lorong menuju tempat kami berada, seolah-olah orang itu menyeret kakinya. Ternyata  Bapa Suci sendirilah yang datang, sangat kelelahan . "Bapa Suci, Bapa begitu lelah!" seru Don Alvaro. Bapa Paus menatapnya dan dengan suara tegas tapi ramah, menjawab, "Jika pada jam-jam ini saya tidak lelah, itu pertanda saya tidak memenuhi kewajiban saya".

Meskipun sulit untuk menyebutkan dengan singkat, apakah peninggalan Yohanes Paul II untuk Gereja?

Dia telah meninggalkan harta yang luar biasa bagi kita, yaitu ajaran dan teladan cinta kasih pastoral. Saya ingin menekankan bahwa dalam masa kepausan Yohanes Paulus II beliau telah memberi dorongan untuk karya evangelisasi baru melalui kehidupan biasa, melalui umat yang aktif hadir di semua bidang usaha manusia, dengan perilaku yang konsisten dengan iman.

Mungkin inilah sebabnya  beliau dapat memahami Opus Dei, yang semangatnya tidak lain adalah penyucian dan karya kerasulan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya ingin menjelaskan bahwa para anggota Opus Dei menghormati dan berterima kasih kepada semua Bapa Paus, karena semua Paus bekerja demi kebaikan seluruh Gereja universal dan karena Bapa Paus, dari Pius XII sampai Bapa Paus sekarang ini, adalah karunia Penyelengaraan Ilahi bagi pengembangan kerasulan Opus Dei. Namun, dengan Yohanes Paulus II kami berhutang budi secara khusus, karena pada masa kepausannya banyak peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Opus Dei, antara lain ditentukannya bagian Gereja ini menjadi prelatur pribadi, beatifikasi dan kanonisasi St Josemaria, dan berdirinya Universitas Pontifikal Salib Suci.

Memang Bapa Paus memandang Opus Dei sebagai sarana yang efektif untuk karya evangelisasi melalui kehidupan sehari-hari, tetapi beliau tidak menyayangi Opus Dei saja. Yohanes Paulus II benar-benar adalah Paus untuk setiap orang, seorang Bapa yang peka terhadap semua yang datang dari karisma Roh Kudus. Saya rasa, dengan Sri Paus Yohanes Paulus II jutaan orang merasa dirinya seperti "putra dan putri favoritnya." Dan umat anggota Opus Dei pun merasakan ini, dengan sukacita dan syukur setiap hari.

Apakah Yohanes Paulus II kenal Opus Dei sebelum menjadi Paus?

UNIV 1979

Dalam Konsili Vatikan II, beliau diperkenalkan, di Aula Dewan, kepada Don Alvaro del Portillo. Tetapi tidak ada kontak lagi sampai tahun 1971, ketika Kardinal muda dari Krakow, Karol Wojtyla, yang berada di Roma untuk sinode para uskup, menghadiri sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh CRIS,   Centro Romano d'Incontri Sacerdotali,   dengan bantuan beberapa imam Opus Dei. Pada kesempatan itu beliau diminta untuk mengadakan wawancara tentang imamat untuk sebuah majalah CRIS, karena sangat menarik mendengar suara seorang uskup yang hidup menderita di bawah tirani Komunis. Beliau menulis pertanyaan-pertanyaan dan beberapa minggu kemudian mengirim tiga puluh satu halaman tulisan tangan dalam bahasa Polandia. Pada awal setiap halaman kertas itu - yang kualitasnya sangat buruk- beliau menulis doa-doa singkat,   Totus Tuus,   dan beberapa ayat yang diambil dari Sequentia Roh Kudus:   Veni Sancte Spiritus ... Dulce refrigerium ... In labore requies ... O lux beatissima ... Reple Cordis intima ...

Pada tahun 1974 CRIS mengundang beliau untuk memberi ceramah dalam suatu konferensi yang berjudul: MeluhurkanManusia dan Kebijaksanaan Kristiani  Topik yang dibahas oleh Kardinal Wojtyla adalah  Evangelisasi dan Kehidupan Batin Manusia.Ceramah itu sangat dalam, dan pada akhirnya ada referensi pada ungkapan Santo Josemaria Escriva de Balaguer tentang cara memenuhi dunia dengan damai Kristus: "menguduskan pekerjaan, menguduskan diri dalam pekerjaan, dan menguduskan orang lain melalui pekerjaan."  Teks ini kemudian dipublikasikan dalam sebuah buku bersama dengan ceramah-ceramah lainnya. Ketika beliau menjadi PausYohanes Paulus II kadang-kadang beliau memberi buku ini sebagai hadiah kepada orang-orang yang mengunjunginya.

Empat tahun kemudian, Kardinal Wojtyla datang ke Villa Tevere, rumah pusat Opus Dei, untuk makan siang dengan Don Alvaro. Makan siang bersama antar teman. Setelah itu, kami pergi ke kapel untuk Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Kardinal Woytyla berlutut di bangku dari kayu yang ada di sana. Bangku ini adalah sebuah reliki karena pernah digunakan oleh Pius VII dan St Pius X, dan oleh St Josemaria juga. Bangku itu diberikan oleh kerabat St Pius X kepada St Josemaria sebagai hadiah. Ketika Don Alvaro menyebut hal ini, Kardinal Wojtyla segera turun dari bangku itu dan berlutut di lantai setelah mencium reliki itu. Gerakan spontan, ungkapan kerendahan hatinya ini, tidak pernah saya lupakan.

Beliau sangat menyayangi Don Alvaro, terutama setelah terpilih menjadi Paus. Kiranya orang-orang suci dapat memahami satu sama lain dengan baik.

Dapatkah Anda menceritakan tentang pertemuan pertama Anda dengan Paus yang baru?

Pertemuan pertama terjadi dengan tak terduga pada hari setelah pemilihannya sebagai Paus, pada tanggal 17 Oktober 1978. Uskup Andrea Deskur, seorang uskup Polandia yang pada saat itu adalah Presiden Dewan Pontifikal untuk Komunikasi Sosial, seorang teman baik Don Alvaro, dan teman akrab Karol Wojtyla dari masa muda mereka, sedang dirawat di Rumah Sakit Gemelli akibat terserang stroke beberapa hari sebelumnya.

Pada hari Paus terpilih, Don Alvaro menelepon Uskup Deskur. Dia tidak berani memberi tahu berita baik itu secara langsung, agar tidak memprovokasi emosi yang mungkin berbahaya bagi Uskup Deskur. Don Avaro membatasi diri dengan bertanya : "Andrea, apakah Anda tahu siapa yang telah terpilih sebagai Paus" Deskur menjawab: "Tidak ada pilihan yang lebih tepat." Dan dia menambahkan: "Besok saya akan bertemu dengan beliau." Don Alvaro berpikir mungkin pasien ini sedikit mengigau: bagaimana mungkin Paus yang baru saja terpilih itu keluar dari Vatikan?

Keesokan harinya Don Alvaro pergi mengunjungi temannya, Uskup Deskur. Saya pergi dengan  Don Alvaro. Ketika kami akan keluar dari kamar Uskup Deskur, kami sangat heran karena diminta untuk menunggu di suatu sudut bersama dengan sekelompok orang. Ternyata Bapa Paus baru saja tiba dan pintu keluar dari lantai itu telah diblokir. Lebih mengherankan lagi melihat Yohanes Paulus II berjalan menuju pada Don Alvaro dan memeluknya. Don Alvaro sebagai seorang anak (dari Bapa Paus) merasa sangat terharu  dan ketika ia mencium cincin Bapa Paus, ia melihat bahwa Paus memegang rosario di tangannya.

Hari-hari  awal pemerintahan Paus yang baru biasanya sangat padat. Kami tidak pernah  membayangkan bahwa kami dapat bertemu dengan Bapa Paus begitu sering. Misalnya, Don Alvaro pernah pergi berkunjung ke Gereja La Mentorella, dekat ke Roma, untuk mempercayakan Bapa Paus yang baru ini dalam perlindungan Bunda Maria. Dan di sana, bersandar di kap mobil, Don Alvaro menulis sebuah kartu pos kepada Yohanes Paulus II di mana ia menyatakan keinginannya untuk mendukung Paus dengan doanya. Don Alvaro juga menyerahkan lebih dari enam puluh ribu Misa yang setiap setiap hari dipersembahkan oleh umat Opus Dei untuk intensi Pimpinan Opus Dei. Inilah,katanya, dukungan terbesar yang dapat ia berikan kepada Bapa Paus.  Beberapa hari kemudian Don Alvaro menerima telepon dari Bapa Paus sendiri. Bapa Suci ingin mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, dan dari nada suaranya, kami dapat menangkap rasa syukur yang mendalam atas harta kekayaan yang telah diserahkan kedalam tangannya, yang mencerminkan cinta Bapa Paus yang besar terhadap Ekaristi.

Pada tanggal 28 Oktober, Yohanes Paulus II menerima Don Alvaro untuk pertama kalinya secara informal. Don Joaquin Alonso dan saya sendiri juga hadir, dan kita dapat menyaksikan bagaimana Paus mendengarkan dengan penuh perhatian dan kasih sayang apa yang diceritakan oleh Don Alvaro. Saya ingat Bapa Paus berkata dengan  penuh kepercayaan sambil memukul-mukul meja dengan tinjunya, bahwa Gereja akan mampu mengatasi semua kesulitan dengan bantuan Bunda Maria,  yaitu opus Dei, karya Tuhan yang pertama,   karya Tuhan yang paling penting.Don Alvaro mengatakan bahwa ia juga berharap demikian. Juga pada kesempatan itu, Don Alvaro bercerita bahwa karena  adanya Sede Vacante dengan wafatnya Yohanes Paulus I yang tak terduga, Don Alvaro belum menerima surat dari Paus (yang wafat) - yang sebelumnya adalah Patriark Venesia-  yang sebenarnya akan dikirim untuk ulang tahun Opus Dei yang kelimapuluh . Don Alvaro juga menambahkan bahwa Paus Yohanes Paulus I sungguh-sungguh mengerti bahwa Opus Dei sebenarnya bukan sebuah institut sekulir. Oleh karena itu, beliau ingin menemukan solusi yuridis yang tepat untuk Opus Dei. Mengenai surat itu, Yohanes Paulus II berkata: "La facciamo!"Kami akan menulisnya!.

Pada tanggal 5 Desember tahun itu, Don Alvaro memberitahu Bapa Paus bahwa ia telah menyiapkan hadiah tradisional Polandia bagi Bapa Paus, yaitu buah jeruk. Orang Polandia biasanya memberi buah jeruk sebagai hadiah pada Hari Pesta St Nikolas, tanggal 6 Desember. Paus heran bahwa Don Alvaro tahu tentang kebiasaan itu dan mengundang don Alvaro untuk bertemu pada hari berikutnya. Dengan buah-buah jeruk, kami juga membawa buku karya St Josemaria untuk Bapa Paus, dan beliau menaruh buku-buku ini di kantor di mana beberapa asistennya bekerja membantu menyusun khotbahnya.

Pertemuan-pertemuan yang tidak di rencanakan ini  khas Yohanes Paulus II. Caraberhubungan dengan umat yang direk ini pada mulanya  membuat orang heran. Tetapi apa ada juga pertemuan-pertemuan resmi dengan Bapa Paus?

Tentu saja, antara lain karena kami juga ingin mengajukan permintaan kepada Bapa Suci -seperti yang telah saya sebutkan tadi- untuk menyelesaikan perjalanan kanonik Opus Dei. Bapa Paus Paulus VI juga telah menyambut permintaan ini pada audiensi pertama untuk Don Alvaro del Portillo. Dan kemudian, Yohanes Paulus II benar-benar mengambil langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu.

Saya juga memiliki sebuah kenangan yang sangat menyenangkan dari bulan-bulan pertama (Kepausan Yohanes Paulus II). Pada hari pesta Tiga Raja tahun 1979, Pengganti Bapa Paus untuk Keusukupan Agung Krakow (Polandia), Uskup Agung Marcharski akan ditahbiskan di Basilika Santo Petrus. Bapa Suci ingin merayakan upacara pentahbisan itu di altar Pengakuan (Altar Utama Basilika Santo Petrus), tetapi orang-orang menyarankan  bahwa lebih baik upacara itu diselenggarakan di altar 'Cathedra', karena sulit untuk mengisi seluruh Basilika yang besar itu jika pentahbisan dilaksanakan di altar utama. Dan jika umat yang hadir hanya sedikit, kelihatannya agak canggung.

 Saya tidak tahu siapa yang mengusulkan kepada Bapa Paus untuk menghubungi Don Alvaro, supaya mendorong para umat untuk menghadiri pentahbisan uskup itu. Pada waktu itu kami sedang dalam perjalanan pastoral di berbagai negara Eropa. Di Swiss kita menerima berita ini dari Roma. Seperti pada kesempatan lain apabila Don Alvaro menerima permintaan dari Sri Paus, dengan segera ia mengerahkan tenaganya untuk memobilisasi para anggota Opus Dei dan supaya mereka semua mengundang teman-teman untuk memenuhi Basilika Santo Petrus. Dan Basilika itu benar-benar penuh. Don Alvaro sendiri tidak hadir dalam upacara tersebut, karena ia ingin mengarahkan cinta kasih mereka yang hadir  kepada Bapa Paus Yohanes Paulus II dan Uskup Agung yang baru. Pada akhir perayaan pentahbisan itu,  Sri Paus mengungkapkan rasa terima kasih kepada Opus Dei. Dan untuk pertama kalinya seorang Paus membuat referensi pada Opus Dei di depan umum  di Basilika Santo Petrus.

Adakah kesempatan-kesempatan lain di mana Paus mengandalkan bantuan anggota Opus Dei untuk memobilisasi banyak orang?.

Terutama pada awal masa kepausannya. Sesudah itu Bapa Suci juga bisa mengandalkan dukungan dari anak-anak lainnya yang setia.

Saya ingat bahwa Yohanes Paulus II ingin, sejak dari permulaan, merayakan Misa untuk para mahasiswa di Basilika St Petrus, seperti yang pernah dilakukannya di Krakow. Kami berusaha membantu Bapa Paus untuk melaksanakan tradisi itu. Don Alvaro menyarankan untuk mencetak undangan pribadi yang akan mencakup, selain informasi tentang Misa, juga jam-jam pengakuan dosa di Basilika St Petrus, dan Don Alvaro pun  mengundang puluhan bapa pengakuan untuk membantu. Inisiatif ini ternyata menjadi sukses besar.

Pada salah satu undangan  untuk makan siang dengan Paus di apartemen kepausan, Don Alvaro berbicara tentang pentingnya pengakuan dosa untuk membantu para umat bertemu lagi dengan Tuhan, dan mendorong para imam dan umat awam untuk mengambil bagian dalam kerasulan ini. Untuk menjelaskan lebih lanjut, Don Alvaro menyebut hasil yang memuaskan dari kerasulan ini dengan menceritakan anekdot dari seluruh dunia. Yohanes Paulus II, dengan senyum menunjukkan persetujuannya dan berkata: "Anda mengingatkan saya pada para imam baik dan bersemangat dari masa muda saya, yang dengan cara itu mencurahkan hidup mereka untuk melayani jiwa-jiwa yang mereka cintai dengan sepenuh hati." Pada kesempatan lain, dalam percakapan tentang topik yang sama, Paus berbicara tentang umat Opus Dei, baik awam maupun imam, "Anda memiliki karisma Pengakuan”.  Bapa Paus juga menyebut hal ini kepada orang lain jika beliau berbicara tentang Opus Dei, dan orang-orang  itu bercerita kepada kami.

Saya dapat membayangkan bahwa hal yang serupa juga terjadi dalam kunjungan-kunjungan Paus Yohanes Paulus II keseluruh dunia, di mana ada anggota Opus Dei.

Di mana-mana di seluruh dunia, para umat anggota Opus Dei, dan umat Katolik lainnya, sudah sewajarnya menunjukkan kasih sayang dan dukungan mereka kepada Bapa Paus. Sri Paus tahu bagaimana mengambil hati semua orang, maka di seluruh dunia, beliau disambut dengan kasih sayang dan antusiasme.

Pada tahun-tahun pertama masa kepausannya, tahap terakhir untuk pengesahan Opus Dei sebagai sebuah Prelatur Pribadi dituntaskan. Apakah Anda dapat bercerita tentang ini ?

Baik Paulus VI maupun Yohanes Paulus I sudah menyatakan niat mereka untuk menyelesaikan perjalanan hukum Opus Dei, namun Tuhan memanggil mereka sebelum mereka dapat melaksanakan rencana ini. Yohanes Paulus II menaruh perhatian sejak awal mula. Dia menyerahkan studi mengenai hal ini ke tangan Kardinal Sebastiano Baggio, Prefek Kongregasi untuk Uskup, dan dibentuklah suatu komisi "paritetic" (campuran) , terdiri dari para ahli Hukum Kanonik dari Takhta Suci dan dari Opus Dei. Paus mengikuti semua langkah-langkah dengan seksama, dan mengetahui segalanya dengan baik. Detail-detail teknis kanonis pun dikenalnya dengan baik. Dalam hal ini saya ingin menonjolkan perhatian Yohanes Paulus II  sebagai seorang bapa pada proses juridis tersebut. Sekaligus, beliau juga memberi kebebasan penuh kepada para pakar hukum kanonik yang mempelajari semua soal-soal yang berkaitan. Beliau juga seorang bapa yang baik- tidak saja bijaksana-dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang timbul karena beberapa uskup mengajukan keberatan yang dapat dimengerti karena hal ini berkaitan dengan suatu badan hukum kanonik baru. Beliau sendiri mengawasi penelitian ini dan memastikan supaya semua keberatan dipelajari dan di selesaikan dengan baik.

Sampai sejauh mana Yohanes Paulus II ikut campur dalam pemerintahan Opus Dei? Apakah dia memberi saran-saran?

Yang paling penting, jelaslah, dengan menetapkan Opus Dei sebagai sebuah prelatur pribadi, suatu kebijaksanaan di mana beliau menempatkan Bagian Gereja ini, yang terdiri dari umat awam dan para imam, pria dan wanita dari semua lapisan masyarakat, di bawah wewenang/yurisdiksi seorang Prelat sehingga  -juga para imamnya- dapat melayani Gereja universal dengan baik, dalam persekutuan dengan gereja-gereja setempat. Dia juga menyarankan kepada Prelat Opus Dei beberapa inisiatif apostolik, karena beliau sangat yakin akan efektivitas kerasulan pribadi dari setiap anggota Opus Dei dan juga orang-orang - dari semua bidang sosial- yang mengambil bagian dalam kegiatan kerasulan Opus Dei .

Karena permintaan tertulis dari Sri Paus, seminari internasional  Sedes Sapientiae   didirikan di Roma untuk membina para imam yang kemudian dapat melaksanakan tugas pembinaan di seminari-seminari di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang baru saja memperoleh kebebasan setelah masa penguasaan Soviet.

Yohanes Paulus II mulai berbicara tentang evangelisasi baru setidak-tidaknya sejak awal 1981, tetapi baru pada tahun 1985 beliau memberi dorongan yang kuat untuk memprioritaskan karya pastoral ini, terutama di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, dimana gejala-gejala sekularisme berkembang sangat mengkhawatirkan. Sebuah tanggal simbolis adalah 11 Oktober 1985, hari  Bapa Suci menutup sebuah Sinode Uskup luar biasa  yang diadakan di Roma. Bapa Paus mengundang seluruh Gereja untuk memperbarui karya misionaris. Dalam percakapan dengan Prelat Opus Dei, Yohanes Paulus II menekankan bahwa ini adalah prioritasnya. Don Alvaro segera menyediakan dukungan untuk karya ini, dan dalam surat pastoral tanggal 25 Desember pada tahun yang sama Don Alvaro mendorong semua umat Opus Dei untuk berkerja sama dengan segenap tenaga dalam melaksanakan tugas ini, yang sangat penting di negara-negara Eropa ‘Tua’, Amerika Serikat dan Kanada.

Sejak saat itu, ia melipatgandakan usaha pastoralnya ini dengan mengunjungi negara-negara Eropa. Antara tahun 1987 dan 1990 ia mengembangkan upaya ini ke Asia dan Oceania, Amerika Utara dan Afrika.

Bapa Paus mengundang Don Alvaro untuk memulai kegiatan Opus Dei di negara-negara Skandinavia. Dan, tentu saja, di Polandia. Sri Paus menegaskan bahwa sangat penting mewartakan manfaat pembinaan rohani pribadi kepada umat di Polandia. Sri Paus tahu bahwa ini dipraktikkan dengan tekun dalam Opus Dei.

Paus terus mendorong Don Alvaro untuk mendukung misi evangelisasi ini dengan semangat Opus Dei – dan beliau juga mendorong saya-  sampai akhir hayatnya. Pada tanggal 13 Januari 1994, Sri Paus berkenan menerima Prelat Opus Dei dalam audiensi untuk memberi informasi tentang perkembangan karya kerasulan umat Opus Dei dan inisiatif-inisiatif yang sedang direncanakan. Paus menekankan kebutuhan yang besar untuk terus berusaha mendukung misi evangelisasi baru dalam masyarakat. Sepulang dari audiensi itu Don Alvaro dengan penuh semangat dan dengan kesadaran baru terus menghayati -seperti St Josemaria- persatuan penuh dengan pengganti Santo Petrus dan dengan para uskup.

Dalam audiensi-audiensi itu, Paus memberi berbagai saran dan semangat untuk meneruskan usaha kerasulan (Opus Dei) yang sudah berlangsung. Seperti misalnya, beliau menyarankan agar karya kerasulan dengan kaum intelektual dilaksanakan secara mendalam untuk mendorong pekerjaan intelektual dan menunjukkan kepada mereka bahwa iman dan akal budi tidak berjalan di jalur yang terpisah, apalagi di jalur yang bertentangan.  Yohanes Paulus II berpendapat bahwa kaum intelektual adalah orang-orang penting untuk karya evangelisasi baru, dan beliau menghendaki  mereka diberi pelayanan pastoral khusus. Sri Paus juga menganggap sebagai suatu prioritas, karya evangelisasi dengan orang-orang yang memiliki tanggung jawab dalam bidang politik dan ekonomi, karena ini adalah cara paling efektif untuk memperbaiki situasi setiap orang, terutama orang-orang yang tidak mampu. Beliau juga mendorong umat Opus Dei dan orang-orang yang bekerja di sekolah bisnis, kata beliau, " Jika mereka yang mengambil mata kuliah ini menjadi orang Kristiani (sejati) dan bertobat, maka akan lebih mudah untuk memberantas kemiskinan."

Dan apakah Don Alvaro pernah memberi saran kepada Paus tentang Gereja?

Pada beberapa kesempatan, Bapa Suci meminta pendapatnya. Pada akhir tahun 1978, ketika Paus mempertimbangkan kemungkinan pergi ke Meksiko untuk pertemuan Konferensi Wali Gereja untuk Amerika Latin, CELAM, (masa itu adalah masa yang rawan dan rumit), Paus berkata kepada Don Alvaro, di hadapan orang lain, bahwa beliau telah mendengar berbagai pendapat tentang masalah ini dan Sri Paus ingin mendengar pendapatnya. Dengan penuh kesederhanaan, Don Alvaro menyarankan agar beliau melaksanakan perjalanan itu, karena itu akan membawa kebaikan yang besar untuk Gereja di Meksiko, di Amerika Latin, dan di seluruh dunia. Dari nada suara don Alvaro jelaslah bahwa menurut Don Alvaro, apa pun keputusan Paus, itulah yang terbaik  Perjalanan Bapa Paus (ke Meksiko) dilaksanakan dengan hasil yang luar biasa seperti yang sudah kita ketahui. Tentu saja, Paus pasti juga berkonsultasi dengan orang lain dan dengan kantor-kantor Kuria Romawi.

Setelah perjalanan ke Meksiko beliau mengundang kami untuk makan siang dan beliau bercerita banyak  tentang kunjungannya itu dengan gembira. Bapa Suci tidak berbicara tentang dirinya sendiri, tetapi tentang iman dan tanggapan umat Meksiko atas kunjungan penerus Santo Petrus.


Beberapa kali Don Alvaro menyarankan agar Yohanes Paulus II menulis surat atau anjuran tentang St Yosef untuk mendorong devosi umat dan meminta perlindungan St Yosef atas Gereja.  Don Alvaro sangat bersuka cita ketika Anjuran Apostolik   Redemptoris Custos  (tentang St Yosef)  diterbitkan pada 15 Agustus 1989.

Saya ingat saran lain yang berkaitan dengan kesalehan. Kami mengundang seorang pastor Spanyol, Mgr. Pedro Altabella, kanon dari Basilika Santo Petrus, untuk makan siang bersama,. Selama makan siang itu, antara lain kami berbicara tentang adorasi Sakramen Mahakudus di beberapa gereja yang telah membawa manfaat besar bagi jiwa-jiwa. Kemudian, Don Jaquin Alonso mengusulkan, alangkah baiknya  jika di Basilika Santo Petrus dapat dimulai adorasi juga.  Don Alvaro memberi dukungan kuat pada saran ini dan Mgr Pedro menerima saran itu dengan baik dan berkata bahwa ia akan  membawa ide ini  in altissimis, ke tingkat tertinggi.Dalam waktu singkat adorasi Ekaristi di Basilika Vatikan dimulai dan telah menghasilkan buah yang luar biasa. Ini terjadi pada tahun 1981.

Semua ini mencerminkan hubungan yang sangat baik dengan Sri Paus.

Yohanes Paulus II berulang kali mengungkapkan kasih sayangnya sebagai  seorang bapa - terlalu panjang untuk mengingat semuanya di sini. Tetapi, yang saya ingat sekarang adalah ulang tahun Don Alvaro yang ke 70 tanggal 11 Maret 1984. Don Alvaro menerima gambar Bunda Maria dari Czestochowa dari Paus dengan ucapan penuh kasih sayang dalam tulisan tangan Paus sendiri.

Saya rasa semua orang yang pernah berhubungan dekat dengan Yohanes Paulus II dapat menyaksikan beliau adalah orang yang penuh kasih sayang terhadap orang lain.

Apakah Sri Paus pernah mengunjungi suatu rumah Opus Dei?

Dalam rencana kunjungan pastoral ke paroki-paroki di Roma, beliau mengunjungi tiga gereja Paroki yang telah diserahkan kepada Opus Dei dan beliau pun mengunjungi rumah-rumah Opus Dei yang mengurus gereja paroki tersebut.

Mungkin anekdot yang paling menarik adalah dari masa ketika beliau masih sehat. Sri Paus pergi beberapa kali ke sebuah rumah konferensi Opus Dei di Abruzzo (Italia), yang bernama Tor d'Aveia. Rumah itu terletak di lereng gunung dan dari situ dengan mudah dapat pergi berjalan-jalan atau bahkan bermain ski. Tentu saja Bapa Paus kadang-kadang juga perlu bersantai  dan di sana beliau dapat beristirahat tanpa menarik perhatian orang. Tor d'Aveia kira-kira sejauh 1,5 jam perjalanan dengan mobil dari Roma, dan beliau dapat melakukan perjalanan ini tanpa diketahui orang. Itu adalah kesempatan baik bagi Sri Paus untuk beristirahat. Para wanita Opus Dei yang bertugas mengurus rumah Opus Dei itu dapat bertemu dan bericara dengan Bapa Paus dan sekretarisnya, tetapi mereka tidak pernah menceritakan ini kepada siapa pun, supaya Bapa Paus tidak terganggu. Don Alvaro hanya sekali pergi ke sana untuk menyambut beliau. Yohanes Paulus II juga pernah pergi  ke rumah  konferensi lain di Ovindoli, tidak jauh dari Tor d'Aveia dan dekat dengan tempat main ski.

Anda sering diundang makan di kediaman Paus. Apa saja yang Anda bicarakan pada kesempatan itu?

Tentang aneka ragam topik dalam konteks informal: situasi Gereja, kerasulan umat Opus Dei di berbagai negara, dll

Pada salah satu kesempatan Sri Paus memberi Don Alvaro buku Perjanjian Baru edisi kecil yang kemudian ia gunakan dalam perjalanannya, terutama untuk selalu mengingat Bapa Paus. Selain itu ia tidak menggunakan buku ini karena ukuran hurufnya sangat kecil.

Apakah Anda memiliki kenangan yang berhubungan dengan  peristiwa Bapa Paus ditembak pada tahun 1981?

Pada saat itu kami sedang bermusyawarah dengan Dewan Penasihat Opus Dei bagian Wanita. Begitu kami mendengar kabar itu, Don Alvaro menginterupsi rapat dan kami segera pergi ke Rumah Sakit Gemelli. Don Alvaro diundang oleh Mgr. Angelini sehingga dapat bergabung dengan beberapa anggota Kuria pada waktu para dokter menjalankan operasi pada Bapa Suci.

Don Alvaro segera meminta seluruh Opus Dei untuk berdoa bagi Paus. Kami sering pergi ke Rumah Sakit Gemelli, meskipun tahu kami tidak dapat mengunjunginya. Tetapi kami ingin berdoa baginya dan berada dekat dengannya secara fisik.

Untuk perjalanan Paus ke Meksiko (tahun 1979), Don Alvaro memberi Sri Paus sebuah tape cassette dengan lagu-lagu Meksiko, yaitu lagu-lagu  cinta yang sering dinyanyikan para umat  kepada Bunda Maria dari Guadalupe. Ketika untuk pertama kalinya kami diizinkan untuk mengunjungi Bapa Suci di rumah sakit, beliau sedang mendengarkan lagu-lagu itu dari 'cassette player'. "Lagu-lagu ini membantu saya untuk berdoa," katanya.

Kami tidak diberitahu terlebih dahulu bahwa kami dapat bertemu dengan Bapa Paus,tetapi Paus sendirilah yang meminta supaya kami dibawa ke kamarnya. Don Alvaro meletakkan tangannya di lengan Bapa Paus dengan penuh kasih seorang anak, dan karena itu, ia tahu bahwa Sri Paus sedang menderita demam yang sangat tinggi. Kunjungan itu sangat singkat, tetapi kami dapat merasakan bahwa seluruh Gereja berdoa bagi Petrus (Bapa Paus), sama seperti zaman dulu di Yerusalem, dan bahwa Petrus telah mempersembahkan segalanya (kepada Tuhan) sebagai kurban bagi Gereja Kristus.

Kami belum membahas apa-apa tentang beatifikasi dan kanonisasi St Josemaria, yang dilaksanakan oleh Yohanes Paulus II.

Paus sangat senang mengangkat Pendiri Opus Dei ke altar. Seperti yang Anda ingat, sebelum beatifikasi Pendiri Opus Dei pada tahun 1992, banyak kesalahpahaman yang muncul dan mengakibatkan kontroversi. Itu semua adalah karya iblis untuk menghambat  - kata Yohanes Paulus II setelah upacara beatifikasi-  suatu "manifestasi iman yang besar." Ketika upacara beatifikasi berakhir, Yohanes Paulus II sendiri mengungkapkan kegembiraannya melihat beribu-ribu umat bersatu dalam doa yang khusuk, dan beliau berkata kepada Don Alvaro waktu mereka berjalan berdampingan menuju ke Basilika Santo Petrus: "Sekarang saya mengerti mengapa grup-grup sektarian tidak menghendaki manifestasi iman ini terjadi". Paus menambahkan bahwa beliau sangat bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan merayakan upacara itu, di mana beliau juga mengangkat  Suster Bakhita, seorang biarawati Canossia, sebagai beata, karena suster ini telah membawa perhatian dunia ke situasi Gereja yang tragis di Sudan.

Singkatnya,  apa yang terjadi dan telah tercantum dalam sejarah (tentang beatifikasi dan kanonisasi) adalah hasil-hasil yang baik dari devosi kepada St Josemaria dalam Gereja. Dan Bapa Paus mengetahuinya dengan baik.

Dalam upacara kanonisasi itu, Bapa Paus menyebut St Josemaria " Santo kehidupan sehari-hari," selaras dengan harapan beliau untuk mengevangelisasi masyarakat melalui kehidupan sehari-hari: di gereja domestik yaitu setiap keluarga, dalam pekerjaan, olahraga dan lingkungan sosial.

Yohanes Paulus II sendiri juga telah menjadi sasaran kritik. Bagaimana Bapa Paus menghadapi oposisi ini?

Sri Paus sangat supranatural dan memanggul salib ini dengan senang hati. Selain itu, tekadnya sangat kuat dan terus bergerak maju demi kebaikan Gereja. Don Alvaro pernah berkesempatan  berdoa rosario bersama dengan Paus, disertai sejumlah orang lain. Pada kesempatan itu Ibu Teresa dari Kalkuta juga ada di sana. Ketika doa berakhir, Sri Paus memperkenalkan Don Alvaro kepada Ibu Teresa, yang berterima kasih pada Don Alvaro atas pelayanan imam-imam Opus Dei kepada biarawati dari tarekatnya di seluruh dunia. Kemudian Paus, setengah bercanda dan setengah serius, berkata: "Ibu, mengapa begitu banyak kritik ditujukan pada Paus dan Opus Dei sementara semua orang mengatakan hal-hal yang baik saja tentang Ibu Teresa?" Dan Ibu Teresa menanggapi dengan ketulusan yang besar: "Doakan saya, supaya saya menjadi rendah hati."

Yohanes Paulus II juga pergi berdoa dihadapan jenazah Don Alvaro pada hari wafatnya. Dapatkah Anda bercerita tentang saat-saat itu?

Pada tanggal 11 Maret 1994, ulang tahun ke-80nya, Don Alvaro menerima sebuah foto dari Yohanes Paulus II dengan tulisan tangannya sendiri di foto itu: "Kepada yang terhormat dan tercinta saudara kami Alvaro del Portillo, yang bersyukur kepada Allah merayakan ulang tahunnya yang kedelapan puluh.Sebagai ungkapan penghargaan saya untuk pengabdiannya yang setia dalam melayanani Gereja, dan dengan memohon rahmat surgawi yang berlimpah,semoga pelayanannya terus berlanjut selama bertahun-tahun dan menghasilkan buah yang berlimpah, saya memberi berkat apostolik khusus dan penuh kasih sayang, juga untuk semua imam dan umat awam dari Prelatur Opus Dei. "

Pada malam tanggal 22 Maret 1994, kami baru saja kembali dari ziarah ke Tanah Suci, dan beberapa jam kemudian, pada dini hari tanggal 23, Prelat Opus Dei dipanggil Tuhan. Saya memberitahu Mgr. Stanislaw Dziwisz, sekretaris pribadi Yohanes Paulus II sekitar jam 6.30 pagi. Don Stanizlaw berkata  beliau akan memberitahu Bapa Suci dan mereka akan berdoa untuk arwah Prelat Opus Dei dalam Misa Kudus. Kami sangat gembira ketika kepala rumah tangga kepausan, Mgr Monduzzi menelepon kami pada jam 10 pagi untuk memberitahu bahwa Bapa Suci ingin datang sore hari itu untuk berdoa dihadapan jenazah Don Alvaro .

 Saya tidak perlu berbicara banyak tentang kunjungan ini, tapi saya hanya ingin menekankan perhatian Yohanes Paulus II. Dia bertanya kapan dan di mana Don Alvaro merayakan Misa Kudus terakhir kalinya, karena Sri Paus tahu ia baru saja kembali di Roma hari sebelumnya. Ketika saya berkata, ‘pukul sebelas pagi di senakel’, saya terkejut melihat reaksi Paus yang dengan cepat menghitung waktu yang telah berlalu antara jam Misa dan jam Don Alvaro meninggal dunia. Pada akhir kunjungannya saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan yang luar dari biasa itu,tetapi Paus menghentikan ucapan saya dan berkata, "Ini kewajiban saya, ini kewajiban saya."

Dan setelah Anda ditunjuk sebagai Prelat pada tahun 1994, apakah Anda memiliki hubungan yang sama dengan Yohanes Paulus II?

Bapa Paus tetap seperti seorang bapa (terhadap kita) dan selalu penuh kasih sayang. Misalnya, beliau sendiri menelepon saya untuk memberitahu bahwa saya telah ditunjuk sebagai Prelat Opus Dei. Beberapa kali saya bertemu dengan Bapa Paus untuk melaporkan perkembangan karya kerasulan Opus Dei dan saya dapat menyaksikan kegembiraannya. Beberapa bulan sesudah saya ditunjuk sebagai Prelat, beliau mentahbiskan saya sebagai uskup. Sesudah tahun 2000 Bapa Paus menderita sakit, namun beliau tetap berkenan menerima saya dalam audiensi secara teratur untuk mendengar berita-berita tentang kegiatan kerasulan Opus Dei di seluruh dunia. Tiga hari setelah Paus wafat, saya pergi dengan Don Joaquin Alonso untuk berdoa dihadapan jenazah beliau di Basilika Santo Petrus, dan untuk menemui Don Stanislaw, yang telah mengundang kita untuk berdoa di kapel pribadinya dan kemudian mengajak kita untuk pergi ke teras istana apostolik. Beliau ingin menunjukkan kepada kami arus massa yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada bapa Paus dan pemancar televisi dari seluruh dunia yang telah dipasang di sekitar Lapangan Santo Petrus. Tak lama setelah itu, Don Stanslaw memberikan salah satu jubah Yohanes Paulus II kepada saya, untuk disimpan sebagai reliki. 

penembak paus yohanes paulus II


Pada 13 Mei 1981, Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang ekstremis Turki, kala masuk Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.

Paus ditembak ketika mengendarai sebuah mobil terbuka.
Mengapa, bagaimana dan atas perintah siapa percobaan pembunuhan ini dilakukan, masih tetap berupa misteri sampai akhir Maret 2005. Dikatakan dokumen-dokumen penting dari negara-negara mantan anggota Uni Soviet menunjukkan bahwa KGB bertanggung jawab [1]. Motif pembunuhan masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa rezim komunis Uni Soviet takut akan pengaruh Paus Polandia ini akan stabilitas negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur, terutama di Polandia sendiri.
Spekulasi lain menuduh orang-orang dalam Vatikan yang memberi perintah, terutama faksi kaum Freemason yang menentang Karol Wojtyła dan kelompok Opus Dei, yang salah satu pemimpinnya adalah Kardinal Casaroli. Ali Ağca sendiri masih bungkam dalam mengungkapkan kebenaran percobaan pembunuhannya, meski ia sering memberikan petunjuk bahwa ia mendapatkan pertolongan dari orang dalam Vatikan.
Dan akhirnya ada yang mengatakan bahwa Ağca, seorang penembak ulung, sebenarnya bisa membunuh sang Paus, jika mau dan misinya hanyalah menakut-nakutinya. Namun segala kemungkinan hanya merupakan spekulasi saja karena belum ada bukti-bukti definitif yang muncul.
Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk pembunuhnya di penjara. Keduanya bercakap-cakap dan berbincang-bincang beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."
Naik takhtanya Yohanes Paulus II sebagai Paus sudah diramalkan beberapa dasawarsa sebelumnya oleh Padre Pio. Biarawan yang sama ini, juga meramal bahwa pemerintahan Karol Wojtyła hanya berlangsung singkat dan berakhir dengan darah, sebuah ramalan yang hampir saja terbukti jika pembunuhannya berhasil. Percobaan pembunuhan ini juga diramalkan pada rahasia ketiga Tiga Rahasia Fatima, sebuah analisis dari Vatikan mengungkapkannya.
Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada 12 Mei 1982, di Fatima, Portugal ketika seorang pria berusaha menikam Paus dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Si pembunuh, adalah seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, seorang warganegara Spanyol, bernama Juan María Fernández y Krohn. Dilaporkan ia menentang reformasi Konsili Vatikan II dan memanggil Paus seorang "agen dari Moskwa." Ia kemudian divonis hukuman penjara enam tahun dan lalu diekstradisi dari Portugal.
Ada pula sebuah percobaan pembunuhan Paus pada lawatannya di Manila bulan Januari 1995, yang merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah serangan terorisme masal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstremis Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammed.
Seorang bom bunuh diri yang menyamar sebagai seorang pastor direncanakan mendekati parade Paus dan meledakkan diri. Namun sebelum tanggal 15 Januari 1995 hari para pria ini akan melaksanakan rencana teror mereka, sebuah kebakaran dalam sebuah apartemen membawa para penyidik yang dipimpin oleh Aida Fariscal ke komputer laptop Yousef yang berisikan rencana-rencana teror mereka.
Yousef dicekal di Pakistan kurang lebih sebulan kemudian, tetapi Khalid Sheik Mohammed baru dicekal pada 2003.

Doa hati kudus yesus

Novena Kepada Hati Kudus Yesus
(Novena ini dilakukan setiap hari 9X,
berturut-turut pada jam yang sama)
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Mintalah maka akan diberkan kepadamu,
carilah maka kamu akan mendapat;
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu
tersuci aku memanggil Engkau,
aku mencari dan memohon kepada-Mu
untuk mendengarkan permohonanku ini.
(Sebutkan karunia yang anda minta)
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Apa saya yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan
nama-Ku. Dia akan memberikannya kepadamu."

Aku memohon dengan rendah hati dan penuh
kepercayaan dari Bapa Surgawi dalam nama-Mu,
dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
untuk mengabulkan permohonanku ini.
(Sebutkan permohonan anda)
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Langit dan bumi akan musnah,
tetapi Sabda-Ku tidak akan musnah."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan
(Sebutkan permohonan anda)
Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa
Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman
bagi orang-orang yang berharap pada-Mu,
aku sungguh percaya bahwa Engkau
akan mengabulkan apa yang aku minta,
walaupun itu memerlukan mukjizat.
Pada siapa aku akan mengetuk
kalau bukan pada hati-Mu.
Terberkatilah mereka yang berharap pada-Mu.
Ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu
(penyakit ini, jiwa ini, permohonan ini).
Pandanglah dan buatlah apa yang hati-Mu kehendaki.
Ya Yesus, aku berharap pada-Mu dan percaya,
kepada-Mu aku mempersembahkan diriku,
di dalam Engkau aku merasa aman.
(1x Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ...)
Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu
(Ulangi 10x dengan penuh semangat)
Ya Yesus yang baik, Engkau berkata:
"Jika engkau hendak menyenangkan Daku,
percayalah kepada-Ku.
Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku,
berharaplah pada-Ku selalu."

Padamu Tuhan, aku berharap,
agar aku tidak binasa selamanya.
Amin.

Doa Kepada Hati Kudus Yesus
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, segala keingiananku dan semua yang Kauserahkan kepadaku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan.
Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.

Devosi Kepada Hati Kudus Yesus
Hati Kudus Yesus, Hati yang penuh Cintakasih, setiap anak yang datang mengaku dengan sungguh karena penuh dosa dan kelemahan, maka Engkau akan tergerak dengan penuh belas kasihan. Ampunilah kami yang senantiasa melukai Hati KudusMu. Aku dengan semua kelemahan diriku menyerahkan hatiku seutuhnya kepadaMu. Ya Yesus jadilah Juruselamat dan Raja pribadiku seutuhnya. Aku membuka hatiku lebar lebar dengan penuh kerinduan padaMu. Masukilah hatiku ini, walaupun nista isinya dan kotor pelatarannya, bahkan hatiku yang rusak dan penuh luka ini. Aku percaya akan penyelenggaraanMu yang senantiasa mengasihi aku terlebih dahulu. Karena Engkau Tuhan, sesungguhnya Engkau memang tidak membutuhkan kasihku, tetapi apa yang selama ini ku rindukan adalah: aku mengasihiMu Allahku, dan diriku kupersembahkan seutuhnya kepadaMu. Inilah permohonanku .......... Maka ampunilah kami dan seluruh dunia ini yang senantiasa melukai Hati KudusMu, ya Tuhan.
Kemuliaan ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ...
Kemuliaan ...

Litani Hati Kudus Yesus
Tuhan kasihanilah kami
   Tuhan kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami
   Kristus kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
   Kristus kabulkanlah doa kami
Allah Bapa di surga,                                            kasihanilah kami.
Allah Putra, Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,
Hati Yesus yang Mahakudus,
Hati Yesus Putra Bapa kekal,
Hati Yesus yang di wujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan Bunda Perawan,
Hati Yesus yang dipersatukan dengan Sabda Allah dalam satu wujud,
Hati Yesus yang mulia tak terbatas,
Hati Yesus Bait Kudus Allah,
Hati Yesus Kemah Allah dan Pintu Surga,
Hati Yesus Perapian Cinta Kasih yang bernyala-nyala,
Hati Yesus Perbendaharaan Keadilan dan Cinta Kasih,
Hati Yesus Lubuk penuh keutamaan,
Hati Yesus amat patut dipuji-puji,
Hati Yesus Raja dan pusat segala hati,
Hati Yesus tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan,
Hati Yesus tempat tinggal keallahan seluruhnya,
Hati Yesus yang berkenan kepada Bapa,
Hati Yesus yang kaya raya dan murah hati kepada kami,
Hati Yesus kerinduan bukit-bukit yang kekal,
Hati Yesus yang murah hati bagi semua orang yang berseru kepada-Mu,
Hati Yesus sumber kehidupan dan kesucian,
Hati Yesus kurban pelunas dosa kami,
Hati Yesus yang ditimpa penghinaan,
Hati Yesus yang taat sampai mati,
Hati Yesus yang tertusuk dengan tombak,
Hati Yesus sumber segala penghiburan,
Hati Yesus kehidupan dan kebangkitan kami,
Hati Yesus pokok damai dan pemulihan kami,
Hati Yesus kurban untuk orang berdosa,
Hati Yesus keselamatan bagi orang yang berharap kepada-Mu,
Hati Yesus pengharapan orang yang meninggal dalam Engkau,
Hati Yesus kesukaan orang kudus,
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   sayangilah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kasihanilah kami.
Yesus yang lembut dan murah hati,
   jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.
Marilah berdoaAllah yang Mahakuasa dan kekal, terimalah segala pujian dan penghapusan dosa yang dipersembahkan Hati Yesus kepada-Mu atas nama semua orang berdosa. Sudilah Engkau mengampuni dosa-dosa umat-Mu, yang memohon belas kasih-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Doa Penyerahan Pribadi Kepada Hati Kudus YesusSt. Maria Margaretha Alacoque
Aku ......... menyerahkan dan mempersembahkan diriku, hidup, karya, usaha serta penderitaanku kepada Hati Kudus Yesus. Sejak saat ini, dengan segala kekuatanku aku akan berusaha menghormati, memuji dan mencintai Hati Kudus Yesus. Dengan seluruh tenagaku aku akan berusaha menjadi milik-Nya. Aku menolak segala perbuatan yang tidak berkenan di hati-Nya. Aku memilih Hati Kudus Yesus sebagai devosi utama penghormatanku, sebagai pelindung hidup dan jaminan keselamatanku, sebagai obat untuk menyembuhkan kekurangan serta kegoyahan sikapku, untuk menyilih dosa-dosa dari seluruh hidupku dan untuk memperoleh bantuan pada saat ajalku.
Hati Kudus Yesus yang penuh kebaikan, jadilah penyilih dosa-dosaku serta perisai terhadap murka Allah Bapa atas diriku.
Hati Kudus Yesus yang penuh cinta, seluruh harapanku kupasrahkan pada-Mu, lindungilah aku terhadap si jahat, kuatkanlah kehendakku.
Hancurkanlah di dalam diriku segala sesuatu yang tidak berkenan di hati-Mu dan apa saja yang melawan Dikau. Semoga cinta ilahi-Mu meresap sedalam-dalamnya di dalam hati sanubariku agar aku tak pernah melupakan Dikau dan berpisah dari pada-Mu. Karena cinta-Mu yang tak terbatas, aku mohon dengan sangat, goreslah namaku di dalam Hati-Mu, Engkau satu-satunya kerinduan, kebahagiaan serta kebanggaanku. Aku mau hidup dan mati sebagai anak-Mu. Amin